Jumat, 03 Desember 2010

AKU BISA!!!

Malam ini seperti biasa. Sepulang kuliah aku berdiri di balik kaca flat ku. Memandang menara eifel yang kokoh berdiri persis di depan flat ku ini. dari kamar flat ku aku bisa memandang kota paris yang begitu indah. Aku masih tak percaya bisa melanjutkan pendidikan ku di sini. Di negara yang sangat aku impikan. Setiap pulang kuliah, aku pasti berdiri di sini, memandangi indah nya kota paris sambil mengenang msa lalu yang menurut ku penuh suka dan duka. Aku pun sering tersenyum kala mengenang semua itu.
 **********
Pagi itu seperti biasa. Aku bersiap untuk untuk pergi bekerja. Dengan berbekal karung sampah dan sebuah pengait besi, aku pun berangkat. Terlihat di sekitar komplek tempat biasa aku mencari sampah sampah plastik, banyak anak remaja seumuranku berjalan bergerombol memakai seragam putih abu nya. Aku melihat mereka hanya tersenyum iri. ‘mereka sangat beruntung’. Itu lah pemikiran ku pada mereka. Ya, mereka sangat beruntung bisa bersekolah. sementara aku?? Aku hanya seorang pemulung yang hanya bermimpi untuk semua itu.sebenarnya aku putus sekolah saat lulus SMP karena aku tak punya biaya untuk masuk sekolah. Aku pun memutuskan untuk kembali pada kegiatanku. “memulung sampah”. Ketika aku sedang ‘mengorek ngorek’ tempat sampah sebuah rumah tak sengaja, aku melihat koran bungkus nasi yang bertuliskan “BEASISWA UNTUK ANAK KURANG MAMPU” aku langsung mengambil koran itu. Aku menbacanya. Dan ternyata sekolah yang mengajukan iklan itu adalah sekolah internasional. Lulusan siswa yang berprestasi di sekolah itu biasanya mendapat beasiswa melanjutkan kuliah di luar negri. Aku pun punya keinginan untuk mencoba. Toh waktu SMP aku selalu juara umum. Mungkin saja aku bisa masuk. Tanggal tes nya masih dua hari lagi. masih ada cukup waktu untuk mendaftar.
 Aku pun memasuki sekolah elit ini dengan perasaan canggung dan gemetar. Semua orang yang ada di sekitar sekolah memndangi ku dengan tatapan aneh. Ada pula yang menatap ku jijik. Tapi, aku tak peduli. Aku pun memasuki ruangan tes yang sudah di tentukan. Ternyata di sana sudah banyak sekali anak anak yang datang. Aku pun langsung duduk di kursi paling depan. Aku memang sudah mendaftar tes ini kemarin. Sengaja aku tidak memulung demi ini semua. Panitia pun sudah membagi kan soal tes kepada masing masing peserta. Aku pun mengerjakan soal itu dengan sangat mudah dan aku peserta pertama yang dapat menyelesaikan soal soal itu. Sebelumnya, aku tidak bilang kepada ibuku tentang hal ini. karena dia pasti hanya bilang “menghayal saja kamu.sudah lebih baik kamu kerja. Mau makan apa kita hari ini kalau kamu tidak bekerja”.  Yah itu lah kata kata yang sering ibu katakan ketika aku meminta untuk melanjutkan sekolah.
Sepulang tes itu aku langsung pulang kerumah. Sesampainya di rumah, ibu langsung bertanya kenapa aku tidak pergi untuk memulung. Aku tidak langsung memberi tahu ibu bahwa aku ikut tes beasiswa itu. Nanti saja aku beri tahu kalau aku sudah lolos tes itu. Terpaksa aku berbohong bahwa aku baru saja ikut “kelas pintar”. Kelas pintar adalah kelas kecil yang di buat oleh seorang relawan untuk mengajarkan kami. Anak yang putus sekolah karena tidak mampu. Sebenarnya aku tidak pernah mengikuti kelas itu. Tapi, untung saja ibu ku tidak bertanya lebih lanjut. Aku pun memutuskan untuk pergi memulung saja. dari pada mendengar ocehan ibu di rumah. Aku pun keluar rumah dengan membawa karung sampah dan pengait besi yang pasti ku bawa setiap bekerja. Aku pun melewati tong sampah demi tong sampah yang ku lalui. Rasa lelah pun menghantuiku. Aku pun berniat untuk beristirahat terlebih dahulu. Baru aku melanjutkan pekerjaan ku. Tapi, ketika aku sedang duduk di bawah pohon sebuah taman. Seorang anak perempuan berambut sebahu menghampiriku. Umurnya ku tafsir seumuranku. Dia tersenyum padaku dan kemudian duduk di sebelahku. Aku pun membalas senyum nya. “hai aku Alisa. Kamu bisa manggil aku Lisa”. Dia mengajak ku berkenalan?? Nggak salah??”hei kok diem?? Nama kamu siapa?”katanya sambil mengibas ngibaskan tangan nya di depan mukaku. “oh maaf. Aku Mario. Panggil aja RIO” kata ku memperkenalkan diri. “kamu yang tadi pagi ikut tes beasiswa kan??”tanya nya. “iya. Kok kamu tau?”tanya ku heran. “iya tadi aku liat kamu datang. Aku juga ikut beasiswa itu”. “ohh gitu ya? Semoga kita sama sama keterima deh” kata ku sambil tersenyum. Aku dan lisa pun ngobrol banyak. Tapi sayang, aku harus kembali bekerja. kami pun memutuskan besok akan bertemu di taman itu lagi.
 Ke esokan harinya, aku sudah berada di taman itu. Ternyata Lisa sudah datang sejak tadi. Katanya hari ini di mau membantuku bekerja. Aku sih tidak yakin Lisa bisa membantuku. Mungkin dia hanya melihatku bekerja. Tapi tak apa lah. Sepanjang hari, kami pun menghabiskan dengan canda dan tawa di sepanjang jalan. Ya tentu saja sambil memulung. Ternyata dugaan ku salah. Malah dia banya membantuku hari itu. Aku senang sekali bisa kenal dengan nya.

Saat hari pengumuman tentang beasiswa itu tiba....

Hari itu, aku dan Lisa sudah janji akan berangkat bersama ke sekolah itu. Semoga kita berhasil mendapatkan beasiswa itu. Itu adalah harapan ku dan Lisa saat ini. aku dan Lisa pun langsung duduk pada kursi aula sekolah itu. Ku lihat wajah Lisa. Dia tampak gelisah. Aku pn berusaha untuk menenangkan nya. Setelah lama menunggu, akhirnya kepala sekolah, sekolah itu pun keluar dan berdiri di podium untuk membacakan penerima beasiswa sekolah mereka. Terlihat aula itu sudah penuh. Terisi banyak sekali orang dengan tatapan berharap. Berharap mendapatkan beasisiwa kepala sekolah pun sudah berada di podium, bersiap untuk membacakan hasilnya. “ ya anak anak ku sekalian. Saya berterimakasih kepada kalian yang telah mengikuti tes beasiswa ini. saya akui, kalian pantas mendapatkan beasiswa ini. tapi, hanya lima orang saja yang akan menerima beasiswa ini dan mereka adalah Stevani agata, Riani putri, Alisa saufika, angelica dan Mario Aditya”. Apa?? Tadi namaku di sebut? Aku tak salah dengar?? Aku melihat Lisa dengan tatapan tak percaya. “Rio, kita dapet besiswa itu. Kita berhasil Rio. berhasil”. “yang bener? Aku nggak salah dengerkan Lisa?”. “nggak yo, enggak. Kita berhasil”. Terlihat air mata lisa sudah jatuh membasahi pipinya sejak tadi. Dia menangis bahagia. Aku juga. Hari ini adalah hari yang sangat membanggakan untuk ku. Rasanya sudah tak sabar ingin cepat pulang dan memberitahukan nya pada ibu.
*********
            Aku pun berlari menuju rumah. Tak sabar untuk memberitahukan ini pada ibu. “ibuuu ibuuu” aku berteriak dari halaman rumah. “ibu, ibu” aku pun memanggil manggil nama ibu tapi, tak ada yang menjawab. Aku pun mencari ibu ke kamar nya tapi tetap tidak ada.’ Ah munkin ibu di dapur’pikirku. Aku pun berjalan ke dapur. Dan benar saja ibu ada di sana. Tapi, aku melihatnya tergolek di lantai. Aku pun langsung berlari ke arah ibu. “bu,ibu. Ibu kenapa? Bangun bu..”aku panik. Aku langsung membawa ibu ke kamarnya. Aku baringkan dia di ranjang. Wajah ibu sudah sangat pucat. Pucat seperti mayat. Mayat? Ya ampun. Aku langsung memeriksa detak jantung nya. Tak berdetak. Aku periksa lagi denyut nadinya. Sudah tidak ada. Aku makin panik. Ku periksa sekali lagi, tapi masih sama. Aku pun terduduk lemas di samping ibu. Menangis. “ibuuu.. kenapa ibu pergi bu?? Kenapa?? Kenapa sekarang ibu pergi? Liat bu, Rio baru saja mendapat beasiswa. Rio akan sekolah bu. Dan ini bukan khayalan Rio lagi bu. Ini nyata. Sungguhan. Ibu tolong bangun bu. Banguunnn”aku menangis, berteriak sejadi jadinya. Ya, ibu pergi meninggalkan ku. Aku sedih dan menyesal. Menyesal karena aku belum sempat untuk membanggakan ibu.

            Ke esokan harinya di pemakaman....

            “sabar ya yo. Aku yakin, ibu mu pasti tersenyum melihat anaknya sekolah lagi dan nanti, setelah kamu sukses, ibu mu pasti tersenyum bangga padamu Rio. jadi, kamu harus janji pada dirimu dan ibu mu bahwa kamu BISA” Lisa menyemangatiku. Semenjak ibu pergi, dialah yang menjadi penyemangat ku. Dia lah sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Hidup ku pun terus berlanjut. Tanpa ibu.
            Sekarang, aku dan Lisa sudah kelas XII. Seminggu yang lalu kita sudah menghadapi UN. Aku berharap, aku bisa mendapatkan beasiswa ke luar negri itu. Dan aku HARUS BISA!! Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan sekaligus pengumuman siswa yang mendapat beasiswa ke luar negri itu. Dan hanya 3 orang saja  yang mendapatkan beasiswa itu. Kepala sekolah pun sudah berdiri di atas podium. Para siswa kelas XII pun sudah menduduki kursi kursi yang ada di aula tersebut. “selamat pagi semua”kepala sekolah memulai pidatonya. “setelah 3 tahun kalian berjuang di sini dan sekarang adalah puncak dimana kalian akan berhenti menjadi siswa. Anak anak ku sekalian. Bapak selaku kepala sekolah  bangga pada kalian dan sekolah ini. karena dari sekian ratus siswa kelas XII yang mengikuti UN di sekolah ini 100% lulus dengan nilai yang sangat membanggakan”. Seketika saja aula menjadi ramai oleh sorak gembira para siswa. “mohon tenang semuanya”kepala sekolah menenangkan para siswa. Ruangan pun kembali tenang. “terimakasih. Sekarang saya akan megumumkan untuk siswa yang berprestasi sekaligus mendapatkan beasiswa ke paris”. Apa paris? Itu kota impianku? Kota yang sangat ingin aku jumpai. “dan siswa siswa berprestasi itu adalah...”. aku dan lisa saling berpegangan. Erat. berharap kami lah yang mendapat beasiswa itu. “Jhonathan dari kelas XII IPA 1. Martin Kosasih dari kelas XII IPS 1. Dan Mario Aditya dari kelas XII IPA 3. Di mohon siswa yang tadi di sebut nama nya maju ke atas panggung”. Lisa langsung memelukku memberikan selamat padaku. Aku hanya diam. Tak percaya. “Rio ayo maju” Lisa membuyarkan lamunan ku. Aku pun berdiri dan berjalan menuju panggung. Tepuk tangan yang sangat meriah mengiringi perjalanan ku ke atas panggung. Aku pun menaiki panggung itu. Kepala sekolah menjabat tangan kedua siswa tadi dan aku. Aku pun menerima sebuah medali dan sertifikat.
*********

            Hari ini adalah hari ke berangkatan ku ke paris. Kota di mana aku akan melanjutkan pendidikan ku. Lisa mengantarkan ku ke bandara. “Rio, sekarang kamu sudah membuktikan pada ibu mu bahwa kamu berhasil. Tapi, sebenarnya ini hanya baru awal dari keberhasilan mu. Dan di paris nanti lah keberhasilan mu akan terwujud. Jadi, tetap berjuang untuk jadi yang terbaik ya Rio. Aku pasti merindukan mu”lisa pun memeluk ku. “kamu sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Trimakasih sudah mau menjadi sahabat ku”kata ku membalas pelukan lisa. “bagiku, kamu adalah bintang ku Rio”terlihat air mata jatuh dari pelupuk mata nya. Aku pun melambaikan tangan ke lisa. Dia pun membalasnya sambi tersanyum dan berteriak “JANGAN PERNAH LUPAKAN MASA LALU MU RIO”. aku pun membalas ucapan Lisa denagn senyuman.
******

            Aku masih saja berdiri di depan kaca flat ku. Memandangi kota paris yang sangat indah. “ibu,, lihat lah. Sekarang, Rio ada di paris. Rio kuliah di sini bu. Dulu ibu selalu bilang kalau sekolah hanya khyalan Rio saja. tapi ini nyata bu. Rio bisa buktiin sama ibu kalau Rio mampu. Rio BISA. Ibu pasti lagi tersenyum di atas sana. Tersenyum bangga pada Rio. seperti kata Lisa. ya kan bu?”ucap ku sambil menatap langit malam kota paris yang di penuhi bias cahaya lampu.


THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar